JAKARTA - Global Firepower dalam "2021 Military Strength Ranking" menempatkan kekuatan militer indonesia berada pada peringkat ke-16 dari 140 negara di dunia.
Kekuatan militer Indonesia memperoleh skor 0, 2684, sementara Amerika Serikat berada di peringkat teratas dengan skor 0, 0718. Sistem pemeringkat yang dipakai adalah makin kecil skornya makin tinggi peringkatnya.
Dengan skor 0, 2684 itu, kekuatan militer indonesia menjadi kekuatan terbaik pertama di Asia Tenggara.
Setelah kekuatan militer indonesia Vietnam yang memperoleh skor 0, 4189 berada di posisi ke-2, lalu kekuatan militer Thailand berada di urutan ke-3, Myanmar di posisi ke-4, Singapura berada di peringkat ke-5, Malaysia berada di peringat ke-6, Filipina berada diperingkat ke-7, Kamboja berada diperingkat ke-8, dan Laos dengan skor di urutan ke-9.
Sepertinya, prestasi kekuatan militer indonesia tersebut berkorelasi dengan kinerja Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Wakil Ketua DPR Fraksi Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan prestasi tersebut patut diapresiasi dan bukti bahwa Prabowo Subianto all out bekerja memperkuat pertahanan Indonesia.
"Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan di bawah Prabowo Subianto di saat yang sama juga terus melakukan upaya modernisasi alutsista, juga berupaya memperbesar dan memperkuat TNI melalui pembentukan komponen cadangan TNI yang ditetapkan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, " kata Dasco dalam keterangannya, Kamis (14/10), sebagaimana dikutip detik.com.
Sebagai catatan, lanjut Dasco, Prabowo baru saja membawa pulang teknologi kapal perang canggih jenis frigate tipe arrowhead dari Inggris yang dapat memperkuat Indonesia dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang, termasuk di Laut Natuna Utara.
Kapal tersebut adalah jenis kapal perang ringan dengan kecepatan tinggi dan kemampuan manuver yang dilengkapi teknologi militer canggih terkini.
Dasco juga menyebut Presiden Jokowi baru saja menetapkan 3.103 orang komponen cadangan TNI yang bisa dimobilisasi untuk memperbesar dan memperkuat kekuatan TNI saat negara dalam keadaan darurat militer atau dalam bencana.
"Dengan adanya komcad memungkinkan penghematan anggaran untuk perkuat pertahanan. Kekuatan TNI dapat bertambah secara personel meski tanpa menambah jumlah TNI aktif, " kata Dasco.(***)
Dilansir dari: klik anggaran.com